Warta Digital Era Modern

Sirmadji : Pancasila Solusi Persoalan Bangsa

     PONOROGO - Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila kini dinilai kerap hilang dari perilaku menjalani hidup berbangsa. Padahal Pancasila lahir dari rahim dan benihnya keragaman bangsa Indonesia. "Maka kita sebagai warga negara wajib hukumnya kembali lagi pada dasar negara dalam menjalani kehidupan berbangsa. Setiap persoalan seharusnya kita kembalikan pada Pancasila," ungkap Sirmadji anggota komisi II DPR RI saat berdiskusi dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di Gedung SKB,Jl Soekarno Hatta 78, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/8/2015).
     Sirmadji kemudian mengajak peserta diskusi untuk memperbanyak membaca dan berdiskusi agar pengetahuan bertambah sehingga pemahaman tentang kebangsaan tidak sempit.  "Kalau pemudanya malas membaca dan diskusi, kelak kita akan kehilangan generasi pemikir. Pandangan menjadi sempit, dan nilai Pancasila makin terlupakan," tandasnya.
     Banyaknya persoalan kebangsaan yang nyaris terjadi di segala sektor kehidupan, dipandang oleh anggota komisi 2 DPR RI Sirmadji Tj, sebagai salah satu akibat telah banyak ditinggalkannya penghayatan nilai-nilai Pancasila dalan kehidupan berbangsa.
Menurut dia, kerap terjadinya kekerasan agama, konflik antar suku,kesenjangan ekonomi, hukum yang tidak tegak, dan persoalan-persoalan lainnya itu terjadi salah satunya karena Pancasila sebagai dasar negara sudah banyak ditinggalkan. "Pancasila itu bukan hanya dasar negara tapi juga menjadi filosofi dasar tentang atas dasar apa bangsa ini didirikan," ujar Sirmadji
      Sirmadji menguraikan, Pancasila digagas presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno pertama-tama adalah dengan gagasan kebangsaan. "Karena kita bersatu sebagai satu bangsa, maka kita bisa merdeka," kata dia di hadapan ratusan pemuda Ponorogo itu.
     Dilanjutkan Sirmadji, kesamaan hati dan pikiran bangsa ini, bahwa kita tidak boleh semena-mena, tidak lalu setelah merdeka kemudian menjadi penjajah bagi bangsa lain, maka dasar selanjutnya adalah "kemanusiaan". Karena suku bangsa pandangannya macam-macam, lanjutnya, maka menurut Bung Karno, harus dicari satu keputusan bersama tentang cara menyatukan pandangan. Maka dipilihlah musyawarah.  "Musyawarah mufakat harus mencapai hasil yang tepat bagi bangsa ini. Maka dipilih sila ke empat yaitu kesejahteraan sosial," terangnya.
    Terakhir, Sirmadji menjelaskan tentang 'ketuhanan yang berkebudayaan' sebagai dasar bahwa bangsa ini adalah bangsa yang bertuhan, bangsa yang mengakui keragaman keyakinan. Kemerdekaan adalah juga berkat rahmat dari Tuhan yang Esa. (rif)
Back To Top